jaskaransingh

Jaskaran Singh Bajwa Singh Bajwa itibaren Bambulung, Pematang Karau, East Barito Regency, Central Kalimantan, Indonésie itibaren Bambulung, Pematang Karau, East Barito Regency, Central Kalimantan, Indonésie

Okuyucu Jaskaran Singh Bajwa Singh Bajwa itibaren Bambulung, Pematang Karau, East Barito Regency, Central Kalimantan, Indonésie

Jaskaran Singh Bajwa Singh Bajwa itibaren Bambulung, Pematang Karau, East Barito Regency, Central Kalimantan, Indonésie

jaskaransingh

Cerita tentang bagaimana gue bisa memilih buku ini emang sedikit panjang. Gue certain secara singkat aja ya. N5M ini menceritakan seorang anak yang berasal dari Maninjau yang lalu merantau ke pulau Jawa, tepatnya di Jawa Timur, untuk mencari ilmu. Selama usia mudanya bersama Amak dan Ayahnya, anak yang bernama Alif Fikri ini selalu didorong untuk mendalami agamanya, yaitu Islam. Tamatan SD-nya, Alif merasa bahwa belajar dalam sekolah Islami sudah cukup. Cukup sampai disini saja. Dia akhirnya memutuskan untuk berkeinginan memasuki sekolah yang menerima berbagai agama, Islam dan Katholik. Hanya satu hambatan saja, Amak dan Ayahnya nggak membolehi Alif untuk belajar disana. Mereka tetap ingin anaknya mendalami agama Islam. Dua hal yang kontroversial ini membuatnya bingung sesaat sampai akhirnya, pamannya, yang tinggal di kota Kairo, mengirim surat kepada orang tuanya bahwa ada Pesantren yang sangat berkualitas di Jawa Timur. Apakah itu? Pondok Madani Gontor, Jawa Timur. Pamannya menceritakan bahwa lulusannya juga banyak yang sudah berhasil alias berduit. Alif mulai tertarik dengan omongannya dan disini lah awal mula ceritanya. Emang sudah sejak lama Alif ingin keluar dari kampung halamannya semenjak terinspirasi oleh puisinya Iman Syafi’i. Yang sangat dia gemari adalah negeri Paman Sam, atau United States of America, salah satu impian besarnya. Keputusan terakhirnya, Alif setuju dengan belajar di Gontor. Di Gontor ini lah dia bertemu dengan Sahibul Menara lainnya, Baso, Said, Atang, Dulmajid, Raja. Mereka sangat setia dengan satu dan lainnya, mereka telah mengalami segala kesedihan dan kesenangan bersama-sama. Dari dipotong rambutnya, dapat hukuman dari Tyson (bagian kemanan), sampai yang berita bagusnya seperti meraih angka tinggi, lolos dalam seleksi, terpilih sebagai apa, dan lain-lainnya. Pada waktu yang tidak lama lagi lulus, Alif baru saja mengetahui satu hal yang langsung membuat pikirannya melayang dalam kesulitan. Anak Padang ini baru saja dapat berita bahwa setiap murid lulusan Pondok Madani, Gontor, nggak akan dapat ijazah seperti anak-anak SMA lainnya setelah lulus. Pusing lah dia mendengar berita macam ini. Dia berfikiran bahwa salah satu cara supaya bisa mewujudkan mimpinya ke negeri Paman Sam adalah secepatnya keluar dari sini dan masuk sekolah negeri agar bisa mendapatkan ijazah. Tapi setelah Ayahnya datang jauh-jauh dari Padang, demi menasehati anaknya, Alif akhirnya sadar bahwa bersabar akan memberi dia petunjuk. Berkat belajar di Gontor dia telah menjadi seseorang yang lebih mengerti tentang kesabaran, keikhlasan, keadilan, dan kejujuran. Dia putuskan untuk tetap di Gontor. Inilah The Most Inspiring Novel that’s I’ve read. Penulisnya pun sangat memotivasi melalui tulisan-tulisannya. Yang waktu itu gue pusing dan bingung diantara dua pilihan ini, pindah atau nggak, akhirnya gue memutuskan untuk tetap di daerah gue yang tidak membahagiakan dan orang-orang disekitar sangat berbeda ini. Kenapa gue bisa bilang demikian? Karena gue sangat terinspirasi dengan motto hidupnya seorang Alif Fikri: Man Jadda Wajada dan Man Shabira Zhafira. Siapa yang bersungguh-sungguh, akan sukses dan Siapa yang bersabar, akan beruntung. Setiap gue baca buku ini, ada seolah-olah sebuah cermin yang benar-benar merefleksikan situasi gue dulu disaat pikiran gue melayang dalam kesulitan. Jawaban di bukunya Alif Fikri berhasil meraih mimpinya menginjak pulau Amerika Utara. Dia bisa, saya juga harus bisa.